Temen temen tau ga kalo bulan maret ini kempo unsoed tuh buka rekruitmen baru loh makanya ayo pada gabung di shorinji kempo unsoed biar badan sehat dan kuat bikin tambah pede dan buat latian pengendalian diri ayo buruan pada dateng ke dojo unsed ya di pkm unsoed depan fakultas peternakanayo segera gabung jangan sampe telat ya
Shorinji Kempo Unsoed
Senin, 12 Maret 2012
Kamis, 23 Februari 2012
MARS PERKEMI
Persaudaraan beladiri Kempo Indonesia
Berjiwa satria membela negara demi keadilan
Majulah PERKEMI majulah
Menyongsong masa depan
Jayalah PERKEMI jayalah
Demi nusa dan bangsa
Berjiwa satria membela negara demi keadilan
Majulah PERKEMI majulah
Menyongsong masa depan
Jayalah PERKEMI jayalah
Demi nusa dan bangsa
Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan
Kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman
Kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman
Persaudaraan beladiri Kempo Indonesia
Majulah PERKEMI jayalah
Untuk Indonesia
Majulah PERKEMI jayalah
Untuk Indonesia
Hymne Perkemi
Di wadah PERKEMI kita berhimpun
Mengamalkan kasih dan kekuatan
Kokoh tegarkan diri untuk nusa dan bangsa
Demi persaudaraan serta kemanusiaan.
Mengamalkan kasih dan kekuatan
Kokoh tegarkan diri untuk nusa dan bangsa
Demi persaudaraan serta kemanusiaan.
Majulah PERKEMI di sluruh persada
Demi kejayaan tanah air tercinta
Kasih dan kekuatan kita amalkan
Dan setia bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa
Demi kejayaan tanah air tercinta
Kasih dan kekuatan kita amalkan
Dan setia bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa
- Dalam setiap aspek, Shorinji Kempo adalah disiplin untuk melengkapi sisi kemanusiaan seseorang dan jalan yang bertujuan untuk mengembangkan karakter seseorang. Karena alasan spiritual ini, seorang Kenshi pada dasarnya tidak memulai serangan terlebih dahulu.
- Untuk mencapai taraf tersebut, penting untuk menempatkan seorang Kenshi dalam posisi menguntungkan lawan – inilah yang disebut sen (inisiatif). Seseorang harus mencapai sen dalam latihan berpasangan dan berlatih mengendalikan sen dalam latihan.
- Dalam bentuk eksternal, ada tiga macam inisiatif, Sen, Go No Sen dan eni No Sen. Penting untuk melatih kemampuan mengendalikan Sen tanpa memandang waktunya.
Shorinji Kempo lebih dari sekedar ilmu beladiri biasa, tapi juga mengajarkan tentang prinsip-prinsip hukum alam. Siapapun yang bergabung dengan Shorinji Kempo tidak hanya berusaha untukmengembangkan kemampuan teknik mereka tapi juga bagaimanaimplementasinya dalam kehidupan sehari-hari dan perilaku mereka. Salah satu perwujudannya adalah dengan janji kita untuk tidak memulai perkelahian dengan siapapun. Prinsip ini bukan hanya berasal dari kelebihan teknik serangan balasan kita tapi lebih kepada ekspresi sikap mental Kenshi dalam kehidupannya.
Mempelajari teknik memang memerlukan tenaga dan waktu, tapi setiap Kenshi berangkat dari falsafah tadi dan harus memahami konsep Sen yang dapat diraih melalui latihan berpasangan.
1. Tai No Sen
Adalah saat dua orang yang berkelahi berada dalam jarak serangan. Saat penyerang mulai gerakan menyerang, seketika dia menyerang, yang bertahan melihat niat tersebut dan berusaha meredam serangan tersebut, baik dengan elakan, tangkisan maupun serangan balasan. Yang bertahan harus dapat melihat tanda tanda dimulainya serangan, seperti perubahan kamae, perubahan titik berat tubuh, gerakan bahu ataupun tangan. Sesaat sebelum serangan itu sampai di sasaran, dia harus dapat meredamnya. Oleh karena itu Sen ini juga disebut sen bersama.
2. Go No Sen
Terjadi waktu seseorang memancing serangan lalu menghindari dan menangkis serangan tersebut. Seketika sang penyerang kehilangan konsentrasi, yang bertahan melakukan serangan balasan dan mengontrol situasi. Oleh karena itu Sen ini juga disebut sen menunggu/machi no sen. Menunggu di sini dalam artian bukan menunggu tanpa melakukan apapun karena kita harus selalu dalam keadaan siap untuk bergerak. Menampilkan keadaan tidak siaga kepada lawan juga merupakan sebuah strategi.
3. Sen No Sen
Keadaan di mana seseorang sudah merasakan tanda-tanda bahwa lawan akan menyerang dan sebelum serangan dimulai dia sudah melakukan suatu teknik.
4. Ki No Sen
Tiga Sen di atas didasari pada prinsip membaca serangan lawan sebagai inisiatif fisik (kihatsu no sen atau sen yang nyata). Sedangkan Ki No Sen didasari dari pengamatan psikologis lawan (mihatsu no sen atau sen yang nyata tetapi tidak menyangkut fisik) sebelum tanda-tanda penyerangan fisik, dengan usaha untuk mengontrol situasi. Tanpa Ki No Sen sulit untuk menggunakan Sen lainnya secara efektif.
Insting Dapat Dikembangkan dengan Latihan
Lima indera manusia terdiri dari kemampuan melihat, mendengar, mencium, merasakan dan meraba. Ada lagi indera keenam yang dikenal dengan ESP (Extra Sensory Perception). Shorinji Kempo mengenalnya dengan istilah yang lebih biasa yaitu “insting”.
Insting adalah proses pengambilan keputusan secara psikologis di luar kelima indera manusia. Insting bukanlah benda mistik tetapikemampuan yang dapat dilatih. Cara untuk menajamkan insting adalah dengan mengambil pengalaman sebanyak-banyaknya dari hal apapundan mengembangkan pengetahuan tentang bagaimana hukum alam di dunia ini bekerja. Insting sejati tidak mengandalkan logika tetapi masih bergerak dalam lingkup hukum alam. Insting bukanlah bakattatapi lebih berupa keahlian yang dikembangkan melalui usaha sehari-hari. Beberapa cara untuk mengembangkan insting:
- Mencari penjelasan mengapa sesuatu bisa terjadi.
- Memperhatikan sesuatu yang mempunyai hubungan dengan kejadian lain.
- Mengembangkan rasa tertarik pada banyak hal serta mencari, mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi yang terkumpul.
Insting adalah Salah Satu Kekuatan Manusia
Insting adalah salah satu kekuatan dan sumber dari banyak penemuan-penemuan. Dalam kehidupan modern ini, manusia masih menggantungkan diri terhadap insting. Shorinji Kempo akanmengembangkan dan mempertajam kemampuan insting kita.
TOKUHON: Sejarah Didirikannya Shorinji Kempo
Shaolin Kung Fu
Kurang lebih 1.500 tahun yang lalu seorang Pendeta Budha bernamaDharma Taishi melakukan perjalanan menyebarkan agama Budha dari Baramon (India) ke Cina. Dalam perjalanannya dia mendapat banyak gangguan dari orang-orang yang tidak menyukainya sehingga dia berkesimpulan bahwa seorang pendeta Budha harus menguasai beladiri untuk melindungi dirinya dan orang lain. Maka dia mendesain suatu ilmu beladiri dan mengajarkannya kepada para biksu Kuil Shaolin, yang kemudian banyak dikenal sebagai Beladiri dari Kuil Shaolin (Shaolin Kungfu).
Pada awal abad 20, dimulailah penjajahan bangsa Eropa ke Cina, yang mendapatkan perlawanan dari rakyat Cina termasuk dari para biksu Shaolin. Perlawanan tersebut berhasil dikalahkan dan kuil Shaolin dihancurkan. Sebagian besar biksu melarikan diri ke daerah-daerah di sekitar Cina, beladiri yang dikuasai para biksu itu mempengaruhi beladiri yang ada di daerah itu. Yang melarikan diri ke Jepang mempengaruhi ilmu beladiri: Judo, Ju Jitsu, Aikido dan Karate. Yang melarikan diri ke Muangthai mempengaruhi beladiri Muay Thai (Thai Boxing). Perlahan Kuil Shaolin dibangun kembali oleh para biksu yang selamat, tetapi oleh penjajah beladirinya tidak boleh diajarkan sehingga hanya dipelajari secara rahasia.
Shorinji Kempo
Pada tahun 1928, seorang tentara Jepang bernama Doshin So dikirim ke Cina untuk berperang. Karena dia tidak setuju dengan perang maka dia melarikan diri dari kesatuannya. Dalam pengembaraannya dia banyak belajar beladiri Cina, salah satunya adalah yang dikenal sebagai Ajaran Shaolin Giwamonken Utara langsung dari Wen Tay Son, Mahaguru ke-20 sampai akhirnya diangkat sebagai Mahaguru Ke 21. Pada tahun 1945 saat Cina bagian Utara (Provinsi Manchuria) diserang oleh Rusia, Doshin So melihat penderitaan dan kesengsaraan rakyat Cina. Di situlah Doshin So mengambil kesimpulan bahwa bukanlah ideologi, negara ataupun aliran politik yang menentukan jalan hidup seorang manusia, tetapi lebih kepada karakter dan sikap berpikir seseorang. “Manusianya… manusianya… manusianya! Semuanya tergantung pada kualitas manusianya.” Jika jalan hidup itu bergantung pada tindakan manusianya maka untuk mewujudkan perdamaian, jalan satu-satunya adalah dengan mendidik sebanyak-banyaknya manusia yang memiliki kasih sayang, keberanian dan keadilan.
Pada bulan Juni 1946 dia kembali ke Jepang, didapatinya masyarakat Jepang yang kacau balau, kehilangan harga diri karena kalah perang. Masyarakat lebih mengutamakan kepentingan pribadinya tanpa mengindahkan penderitaan dan kesengsaraan orang lain. Kriminalitas banyak terjadi seakan-akan hukum dan moralitas tidak pernah ada. Maka Doshin So bertekad untuk berusaha sekuat tenaga membangun kembali negerinya, memberikan pendidikan kepada para pemuda untuk membangun kembali Jepang. “Untuk kembalinya negaraku, aku akan memberikan setengah dari hidupku untuk melatih kaum muda dengan keberanian, kekuatan, kemurahan hati dan keadilan.” Pada bulan Oktober 1947, ia mendirikan dojo di kota Tadotsu, Pulau Shikoku, Jepang, tempat latihan di mana dia mulai mengajarkan bagaimana caranya hidup dengan memaksimalkan potensi diri sesuai dengan filosofi yang diajarkan Sang Budha.
Tetapi teori saja tidak cukup untuk merubah pandangan orang, maka Doshin So mengajarkan teknik-teknik beladiri yang dipelajarinya di Cina dan menambahkan teknik-tekniknya sendiri, yang kemudian dinamakannya Shorinji Kempo (shaolin kungfu/siau lim sie kung fu bila diucapkan dengan logat Jepang menjadi: Shorinji Kempo). Teknik-teknik inilah yang menjadi dasar ajaran Shorinji Kempo, dan untuk mempelajarinya diperlukan disiplin serta kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain. Doshin So tidak hanya mengajarkan teknik beladiri tetapi juga menggunakan kesempatan latihan untuk mengajarkan metode pengembangan diri berdasarkan ajaran Budha.
Prinsip Pertama Ajaran Shorinji Kempo (Beladiri dan Pengembangan Jiwa dan Raga yang Sehat)
Seni yang dipelajari Doshin So di Cina adalah latihan beladiri yangdidasarkan pada ajaran Budha. Seni ini tidak diciptakan untuk tujuan berkelahi atau mengalahkan orang lain tetapi sebagai metode untuk mempelajari penguasaan diri, keseimbangan jiwa dan raga serta kemajuan bersama dengan latihan. Shorinji Kempo membangun kembali tradisi ini dan memberikan manfaat kemampuan beladiri, pengembangan jiwa dan raga yang sehat.
TOKUHON: Organisasi-organisasi dalam Shorinji Kempo
Ada empat organisasi dalam Shorinji Kempo Group:
- Kongo Zen Sohonzan Shorinji (Shorinji Kempo sebagai Organisasi Keagamaan)
- Sekolah Tinggi Zenrin Gakuen (Shorinji Kempo sebagai Organisasi Pendidikan)
- Federasi Shorinji Kempo Jepang (Shorinji Kempo sebagai Organisasi Olahraga di Jepang)
- World Shorinji Kempo Organization (Shorinji Kempo sebagai Organisasi Olahraga di Dunia)
Berdasarkan kesepakatan, organisasi-organisasi ini membentuk Shorinji Kempo Group dan menunjuk Yuuki So (Shike Shorinji Kempo, Doshin So II) sebagai Ketua. Maksud didirikannya Shorinji Kempo Group ini adalah untuk menjamin pengajaran dan teknik yang didesain oleh Doshin So, tetap diturunkan dan dikembangkan selayaknya pada abad ke-21 ini. Oleh karenanya Shorinji Kempo bertujuan agar setiap organisasi benar-benar menjaga karakteristik khususnya, serta menjaga kerjasama yang baik, menyebarkan pengajaran, mengembangkan kegiatan pendidikan dan menyumbangkan kepada masyarakat dengan mengembangkan jenis individu yang dibutuhkan masyarakat.
Perkembangan Organisasi -
- Tahun 1947, ketika Jepang berada di bawah kekuasaan tentara Sekutu, Kaiso mendesain beladiri Shorinji Kempo dengan misi memperbaharui negaranya dengan mengembangkan penduduknya.
- Tahun 1948, Kaiso mendirikan Nippon Hoppa Shorinji Kempo Kai. Bersamaan dengan itu, Kaiso memperoleh pengesahan untuk membentuk organisasi keagamaan yang bernama Ko Manji Kyodan, yang terinspirasi dari organisasi Hong Wan Kai (masyarakat penderma) yang dia temui di Cina.
- Tahun 1951, ketika Undang-Undang baru bagi organisasi keagamaan berlaku, Ko Manji Kyodan berubah nama menjadi Kongo Zen Sohonzan Shorinji. Saat itu banyak Kenshi baru yang merpakan karyawan Departemen Mesin Industri Kereta Api Nasional Jepang (sekarang Perusahaan Angkutan Kereta Api Jepang), anggota Pasukan Polisi Zentsuji (kini Pasukan Beladiri Jepang) dan pelajar-pelajar di Sekolah Menengah. Dengan cepatnya para Kenshi ini mendapat pekerjaan, berpindah atau memasuki perguruan tinggi sehingga Shorinji Kempo dapat tersebar dengan cepat.
- Tahun 1956, berdiri Nihon Shorinji Kempo Bugei Senmon Gakko sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Pada Tahun 1958 berubah nama menjadi Nihon Shorinji Budo Senmon Gakko (Akademi Beladiri Shorinji Jepang) yang kemudian membuka latihan beladiri penuh waktu dan juga kursus-kursus tambahan lainnya di seluruh Jepang. Pada Tahun 2002 membuka Sekolah Menengah dan pada Tahun 2003 berganti nama menjadi Zenrin Gakuen (Sekolah Tinggi Zenrin Gakuen) dengan membentuk kurikulum/fakultas manajemen kreatif dan teknik.
- Tahun 1957 dibentuk Zen Nihon Shorinji Kempo Remmei (Federasi Shorinji Kempo Jepang). Pada Tahun 1963, untuk mengakomodasi perkembangan organisasi yang sedemikian cepat berubah menjadi badan usaha, bernama Shadan Hojin Nihon Shorinji Kempo Remmei (Perusahaan Federasi Gabungan Shorinji Kempo Jepang). Pada Tahun 1977, Federasi Shorinji Kempo Jepang bersama Federasi Judo, Kendo, Kyudo, Sumo, Karatedo, Aikikai, Naginata, Jukendo Nippon Budokan membentuk Zaidan Hojin Nihon Taiiku Kyokai (Dewan Budo/Beladiri Jepang). Pada Tahun 1990 bergabung dengan Nihon Budo Kyogikai (Asosiasi Pendidikan Fisik Jepang). Pada Tahun 1992 Federasi Shorinji Kempo Jepang berubah menjadi yayasan dengan nama Zaidan Hojin Shorinji Kempo Remmei.
- Tahun 1972, dibentuk Federasi Shorinji Kempo Internasional oleh delapan negara, yaitu Jepang, Indonesia, Malaysia, Amerika Serikat, Brazil, Swedia, Filipina dan Iran. Selanjutnya berkembang menjadi 18 negara dan diubah namanya menjadi World Shorinji Kempo Organization (WSKO).
Langganan:
Postingan (Atom)